Dukung mendukung pasangan capres dan cawapres oleh beberapa Kepala Daerah masih akan terus berlanjut. Sebuah dukungan yang belum tentu mencerminkan masyarakat daerah tersebut itu. Ridwan Kamil misalnya bahkan ia terang-terangan menunjukkan dukungannya pada Jokowi Ma'ruf Amin.
Referensi pihak ketiga
Namun apakah kebanyakan masyarakat Jawa Barat mendukung apa yang disuarakan Kang Emil? Nyatanya tidak, sebab hingga kini mayoritas penduduk Jawa Barat justru mendukung Prabowo Subianto.
Hal unik ada di Sumatera Utara, Gubernur Edy Rahmayadi merupakan salah satu gubernur yang berani tidak ikutan latah mendukung Jokowi. Dan seperti kita ketahui bahwa masyarakat Sumatera Utara juga lebih menginginkan Prabowo untuk menjadi Presiden Indonesia di 2019 nanti.
Referensi pihak ketiga
Pengamat politik asal Sulut Dr Maxi Egeten mengatakan, pasangan Jokowi - Ma'aruf Amin berpeluang kalah di beberapa daerah yang menjadi basis lawan politik. Misalnya di Sumatera Utara.
"Ya, contohnya seperti Sumatera Utara dengan jumlah pemilih sekitar 9 juta. Itu sangat berpengaruh juga bagi Jokowi-Ma'aruf, jika kehilangan suara. Kan di sana ada Edy Rahmayadi yang memang diusung PAN, PKS, Gerindra dan Hanura. Jadi peluang untuk memberi dukungan pada Jokowi minim. Dan akan lebih dominan ke Prabowo. Karena melihat siapa orang di belakang mereka. Ya, sistem balas budi tetap berlaku dalam hukum politik," urainya.
Referensi pihak ketiga
Namun menurutnya, Jokowi bisa menutupi kehilangan suara tersebut dengan menguatkan beberapa kota dan provinsi besar di Indonesia.
Antara lain di Makasar yang gubernurnya menjadi bagian dari PDIP. Serta tentu Sulawesi Utara (Sulut), yang walaupun tidak terlalu banyak pemilih, namun akan sangat menguntungkan Jokowi-Ma'aruf.
Namun demikian perlahan tapi pasti justru dukungan pada pasangan Prabowo Sandiaga akan terus berlimpah. Bahkan di Solo sebagai basis PDIP dan tempat asal Jokowi justru Prabowo mendapat sambutan gegap gempita.
Dengan demikian apakah 2019 ganti Presiden akan segera terwujud? Bisa jadi.